Hal Kerajaan Sorga

June 07, 2019

Baca : Matius 13:44-46

13:44 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.

13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.

13:46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."



Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang. —Matius 13:44
Ketika John dan Mary sedang mengajak anjing mereka berjalan-jalan di halaman rumah, tanpa sengaja mereka menemukan sebuah kaleng berkarat yang menyembul keluar karena tanahnya tergerus oleh hujan. Mereka membawa kaleng itu pulang, membukanya, dan mendapati di dalamnya simpanan koin emas yang berusia lebih dari satu abad! Pasangan tersebut kembali ke tempat kaleng tadi dan menemukan tujuh kaleng lagi yang seluruhnya berisi 1.427 koin. Kemudian, mereka melindungi harta karun itu dengan memendamnya kembali di tempat lain.
Simpanan koin bernilai 10 juta dolar itu merupakan penemuan koin kuno terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Kisah ini sangat mirip dengan perumpamaan yang diceritakan Yesus: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu” (Mat. 13:44).

Kisah tentang harta terpendam telah menarik imajinasi orang dari abad ke abad, meski penemuannya sangat jarang terjadi. Namun, Yesus berbicara tentang suatu harta yang akan diperoleh oleh semua orang yang mengakui dosa, lalu menerima dan mengikuti Dia (Yoh. 1:12).

Harta istimewa itu takkan pernah habis. Ketika kita meninggalkan kehidupan kita yang lama untuk mencari Allah dan kehendak-Nya, kita akan menemukan kemuliaan-Nya. Melalui “kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus” (Ef. 2:7), Allah menawarkan kepada kita harta yang tak ternilai—kehidupan baru sebagai anak-Nya, tujuan hidup yang baru, dan sukacita kekal yang tak terbayangkan bersama-Nya. 

Garis Besar Kitab Yakobus

March 06, 2019
Yukk.... mari kita mengingat kembali garis bedar tentang kitab Yakobus berikut ini yang tertera pada gambar berikut :


Tempat Untuk Bertumbuh

Tempat Untuk Bertumbuh

March 06, 2019

TEMPAT UNTUK TUMBUH

Bacaan: Matius 6:1-18

NATS: Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (Matius 6:18)

"Saya terbatas," begitu kata Anda. Anda frustrasi dengan berbagai keterbatasan seperti usia, penyakit, anak yang nakal, atau pasangan yang tidak dapat diajak bekerja sama. Mungkin Anda tak dapat keluar rumah atau hanya terbaring di tempat tidur, sehingga Anda merasa tidak punya kebebasan lagi untuk melayani.

Jangan biarkan ruang gerak yang terbatas membatasi Anda. Ubahlah menjadi tempat untuk bertumbuh. Jangan pedulikan apa yang dipikirkan orang-orang di sekitar Anda. Allah melihat "yang tersembunyi" dan Dia akan membalasnya kepada Anda pada saatnya nanti (Matius 6:18).

Sebenarnya, keterbatasan kita merupakan bagian dari rencana Allah untuk mendewasakan kita, yakni agar kita tidak terus asyik diperhatikan dan didengar orang lain. Jika kita berdoa, memberi, atau berpuasa hanya agar orang lain meninggikan diri kita, maka kita tidak akan menperoleh berkat Allah.

Jika kita hanya berusaha meninggikan reputasi kita, maka kita akan kehilangan hal-hal baik yang telah dijanjikan Allah kepada kita. Allah akan selalu membalas motivasi rohani yang tersembunyi. Dia mendengar setiap doa pribadi, Dia mengenali setiap talenta yang tersembunyi, Dia mencatat dan membalas setiap perbuatan setia yang tak dilihat orang lain.

Anda akan dikuatkan, dan Tuhan akan membentuk Anda sebagaimana yang Dia kehendaki. Intinya, segala sesuatu yang dikerjakan untuk Allah adalah sesuatu yang berarti. Jadi, Anda tak perlu ragu untuk tinggal di tempat yang tersembunyi, yang hanya dapat dilihat dan diketahui oleh Allah -DHR

Renungan Piala Dunia : Tim Yang Kalah

July 11, 2018

Sepakbola menjadi sesuatu yang menyakitkan kalau kamu berada pada tim yang kalah. Kehidupan juga terasa menyakitkan ketika kita kalah. Kita tentu tahu bagaimana rasanya mengalami patah hati, kehilangan pekerjaan, sakit parah, kehabisan uang, dan lain-lain. Rasanya sering sekali kita terpuruk, seperti berada pada tim yang terus-menerus kalah.


Dalam sepakbola, alangkah lebih mengenaskan jika tim kamu kalah karena kesalahanmu. Demikian juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Pasti rasanya sangat menyakitkan ketika pilihan-pilihan kita membuat kita ditolak orang atau membawa kita ke titik nadir. Kita juga tidak rela mengakui bahwa keadaan yang buruk itu adalah akibat kesalahan kita. Seperti para pemain di dalam satu tim yang saling bertengkar di atas lapangan, kita justru mulai menyalahkan satu sama lain atas keadaan yang ada.


Atau kadang-kadang kita mencoba memperbaiki masalah kita sendiri. Kita tidak lagi percaya kepada orang lain. Rasanya seperti berlari ke kotak penalti dan menendang sembarangan ke arah penjaga gawang, daripada mengoper ke rekan kita yang tinggal menyontek bolanya ke gawang yang kosong. Berapa sering kamu merasa frustrasi melihat pemain yang berbuat demikian? Namun, setiap dari kita mempunyai kecenderungan untuk mengabaikan orang lain dan coba menangani masalah kita seorang diri-sering kali kita justru makin terjerumus dalam kekacauan. Kadangkala kita merasa tidak ada gunanya bertanding.


Kadangkala kita merasa tidak ada gunanya bertanding. Kita merasa telah mengecewakan seluruh tim, menyakiti orang-orang terdekat kita, kehilangan dukungan suporter, dan tidak ada cara untuk memperbaikinya. Peduli amat, pikir kita. Seberapa pun baik atau buruknya perjalanan hidup kita, toh nanti kita akan mati juga dan kehilangan semua yang kita hasilkan, miliki, dan kasihi. Rasanya seberapa pun kerasnya usaha kita, kita tetap akan kalah dan tidak ada yang dapat kita perbuat untuk memperbaikinya.


Lalu, jika Tuhan memang menjadi wasit dalam pertandingan hidup ini, sepertinya Dia tidak melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa rasanya Dia hanya menonton pertandingan ini tanpa mempedulikan kita…?


“Saya tidak masalah kalau kami kalah di setiap pertandingan, asalkan kami tetap jadi juara.” -Mark Viduka


Untuk Direnungkan

Menerapkan Iman dalam hidup sehari - hari

July 02, 2018

Bacaan : 1 Petrus 3 : 8 - 18

Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! —1 Petrus 3:15


Saat menginap di sebuah hotel di Austin, Texas, saya melihat selembar kartu di meja dalam kamar saya. Pada kartu itu tertulis:


Selamat Datang
Semoga kamu beristirahat dengan nyaman dan perjalanan kamu membuahkan hasil.
Kiranya Tuhan memberkati dan melindungimu, dan menyinarimu dengan wajah-Nya.


Kartu dari pengelola hotel itu membuat saya ingin tahu lebih banyak tentang mereka. Saya pun mengakses situs mereka dan membaca tentang budaya, keunggulan, dan nilai-nilai yang mereka pegang. Dengan cara yang menarik, mereka berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dan menerapkan iman mereka di dunia kerja.


Falsafah kerja mereka mengingatkan saya pada perkataan Petrus kepada para pengikut Yesus yang tersebar di seluruh Asia Kecil. Petrus mendorong mereka untuk menunjukkan iman mereka kepada Kristus di tengah masyarakat tempat mereka tinggal. Sekalipun mereka berada di bawah ancaman dan penganiayaan, Petrus menasihati mereka untuk tidak takut, “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat” (1Ptr. 3:15).


Salah seorang teman menyebut hal itu sebagai “menjalani gaya hidup yang menuntut jawaban”. Di mana pun kita tinggal atau bekerja, kiranya kita senantiasa menerapkan iman kita dengan kekuatan dari Allah hari demi hari. Kiranya kita selalu siap sedia memberikan jawaban dengan lemah lembut dan penuh hormat kepada siapa saja yang bertanya tentang pengharapan yang kita miliki. —David C. McCasland


Jalanilah hidup sedemikian rupa sehingga orang lain tergerak untuk bertanya tentang pengharapan yang kita miliki.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 22-24Kisah Para Rasul 11

Persis seperti Iklan

June 25, 2018

Baca : Yohanes 16:25-33

16:25 Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu.

16:26 Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa,

16:27 sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah.

16:28 Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa."

16:29 Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan.

16:30 Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."

16:31 Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang?

16:32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.

16:33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." 

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia © LAI 1974


Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia. —Yohanes 16:33

Dalam suatu liburan, saya dan suami mendaftarkan diri mengikuti wisata arung jeram santai di Sungai Chattahoochee, Georgia, Amerika Serikat. Hari itu saya mengenakan sandal, gaun terusan santai, dan topi lebar. Betapa kagetnya kami saat mengetahui bahwa wisata itu akan melewati sebuah jeram kecil yang cukup deras. Itu tidak ada di iklan yang kami lihat! Syukurlah kami serakit dengan pasangan yang sudah cukup berpengalaman mengarungi jeram. Mereka mengajari suami saya dasar-dasar mendayung dan berjanji mengarahkan kami untuk tiba di tujuan dengan selamat. Meski memakai pelampung, saya tetap menggenggam erat pegangan plastik pada rakit itu sambil berteriak-teriak. Setibanya di tepian sungai yang berlumpur dan turun dari rakit, saya harus membuang air dari dalam tas, sementara suami membantu saya memeras ujung gaun saya yang basah kuyup. Kami sangat senang, meskipun perjalanan itu tidak seperti yang diiklankan.

Tidak seperti brosur wisata yang tidak mencantumkan detail penting tentang jalur yang akan ditempuh, Yesus secara gamblang memperingatkan murid-murid-Nya tentang kesulitan yang akan mereka hadapi. Dia mengatakan bahwa mereka akan dianiaya dan dibunuh, serta Dia sendiri akan mati lalu dibangkitkan. Namun, Yesus juga menjamin bahwa Dia dapat dipercaya dan akan memandu mereka menuju kemenangan yang pasti dan pengharapan abadi (Yoh. 16:16-33).

Mungkin lebih menyenangkan apabila hidup mengikut Yesus berjalan mulus, tetapi Dia jelas mengatakan bahwa murid-murid-Nya akan menghadapi berbagai kesulitan. Namun, Dia berjanji untuk selalu menyertai kita. Kesulitan-kesulitan itu tidak menentukan, membatasi, atau menggagalkan rencana Allah bagi kita, karena kebangkitan Yesus telah mengarahkan kita pada kemenangan abadi. —Xochitl Dixon

Tuhan, kami bersyukur untuk firman-Mu yang meyakinkan kami bahwa apa pun yang terjadi, Engkau telah merancang jalan kami dan selalu menyertai kami.

Yesus berjanji menyertai kita menghadapi terjangan gelombang kehidupan.

Bacaan Alkitab Setahun: Nehemia 4-6Kisah Para Rasul 2:22-47

Persiapkanlah Mata Kita

June 14, 2018

Baca : Yohanes 14:23-31

14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.

14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

14:25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;

14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

14:28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.

14:29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.

14:30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.

14:31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini." 

Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu. —Yohanes 14:26

Saat pertama kalinya mengunjungi Gereja Chora yang sangat megah di Istanbul, saya dapat memahami beberapa cerita Alkitab yang tergambar dalam lukisan dinding dan mosaik zaman Bizantium yang terdapat pada langit-langit gereja itu. Namun, ada banyak detail yang terlewatkan oleh saya. Dalam kunjungan kedua, saya didampingi oleh seorang pemandu. Ia pun menunjukkan semua detail yang saya lewatkan sebelumnya, sehingga saya mendapatkan gambaran yang utuh! Misalnya, gambaran pada lorong pertama dari gereja itu melukiskan kehidupan Yesus sebagaimana yang dicatat dalam Injil Lukas.

Adakalanya ketika membaca Alkitab, kita bisa memahami kisah-kisah dasarnya, tetapi bagaimana kaitan antara satu bagian dan yang lainnya? Bagaimana dengan detail-detail Kitab Suci yang saling terjalin hingga menjadi satu kisah yang sempurna? Memang tersedia buku-buku tafsiran Alkitab dan bahan pendalaman Alkitab, tetapi kita juga membutuhkan pemandu, yaitu pribadi yang akan membuka mata kita dan menolong kita melihat keajaiban-keajaiban dari firman Allah yang tertulis. Pemandu itu adalah Roh Kudus dan Dialah yang akan mengajarkan kepada kita “segala sesuatu” (Yoh. 14:26). Paulus menulis bahwa Roh Kudus “menjelaskan hal-hal mengenai Allah . . . menurut ajaran Roh Allah” (1Kor. 2:13).

Betapa indahnya ketika Sang Penulis Alkitab itu sendiri menunjukkan kepada kita segala keajaiban dari firman-Nya! Allah tidak hanya memberi kita firman-Nya yang tertulis dan pewahyuan-Nya, tetapi Dia juga menolong kita memahami dan belajar darinya. Bersama pemazmur, marilah berdoa, “Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu” (Mzm. 119:18). —Keila Ochoa

Allah terkasih, saat aku membaca firman-Mu, singkapkanlah mataku supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari pewahyuan-Mu.

Kita membutuhkan Allah untuk dapat memahami Kitab Suci.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 21-22