Kamis, 17 Agustus 2017
UNDANGAN KEMERDEKAAN
Yesaya 45:20-25
“Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain.” (Yes. 45:22)
Saya sering menonton televisi yang menayangkan secara langsung proses upacara bendera di Istana Negara dalam rangka merayakan hari Kemerdekaan. Salah satu agenda menarik saat upacara adalah pembacaan cita-cita anak bangsa. Perwakilan anak-anak Indonesia, diwakili sepasang anak SD, mengucapkan impian mereka. Mereka bermimpi Indonesia memiliki free Wi-Fi di mana-mana, mandiri dalam mengelola kekayaan alam, bebas korupsi, rukun, bersatu, dan hidup tanpa diskriminasi. Impian yang lugu dan luhur!
Teks Yesaya 45 berbicara perihal impian dan kemerdekaan dalam konteks pembuangan bangsa Israel di Babel. Di tengah penderitaan bangsa Israel, nabi menyampaikan undangan untuk berbalik kepada Tuhan (ay. 22). Tuhan akan memakai Koresh, raja Persia, untuk menyelamatkan umat-Nya. Kini undangan keselamatan itu makin jelas dinyatakan, bahkan Tuhan bersumpah demi diri-Nya sendiri asalkan Israel memenuhi satu syarat, yaitu bersumpah setia kepada Tuhan (ay. 23). Dengan demikian, ketika sudah merdeka, umat pun diminta untuk tetap memegang janji-Nya kepada Tuhan.
di hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ini, kita diajak menghayati karya keselamatan Tuhan. Umat Israel diminta untuk tetap setia kepada Tuhan baik di masa penderitaan maupun di masa kemerdekaan. Kita pun demikian. Kesetiaan kita kepada Tuhan harus dinyatakan dalam rangka mewujudkan impian bersama negeri tercinta, Indonesia. Jangan sampai keadilan, kerukunan, bebas korupsi, dan nondiskriminasi hanya menjadi impian kosong. Kita diundang untuk mewujudkannya dalam kesetiaan kita kepada Tuhan.
1. Apa yang dituntut Tuhan dari umat Israel?
2. Bagaimana cara Anda dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia?